IUD (Intra Uterine Device)

Gambar

PENGERTIAN

  • IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. (Subrata, 2000).
  • IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral.
  • IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
  1. Jenis AKDR/IUD

Dari berbagai jenis IUD, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada 3 macam jenis yaitu:

  • IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD.
  • IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD. Gambar IUD Nova T :
  • IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.
  1. Efektifitas

Sebagai kontrasepsi, AKDR tipe T efektifitasnya sangat tinggi yaitu berkisar antara 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan). Sedangkan AKDR dengan progesteron antara 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan pada tahun pertama penggunaan (Saifuddin, 2003).

2. Cara Kerja

Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut

1.   Menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba falopii

2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.

4. IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

A. Keuntungan, kerugian dan efek sampingKeuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:

1. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi

– IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan

– Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A, 5 tahun untuk nova t dan 1 tahun untuk mirena

– Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

– Tidak mempengaruhi hubungan seksual

– Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil

– Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

– Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

– Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

– Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir).

– Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

– Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).

Adapun kerugian dan efek sampingnya adalah sebagai berikut:

Efek samping yang umum terjadi:

–        Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

–        Haid lebih lama dan banyak

–        Perdarahan (spotting) antara menstruasi

–        Saat haid lebih sakit

  1. Komplikasi lain :

–        Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan

–        Perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia

–        Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

  1. Kerugian

–        Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

–        Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.

–        Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR. Penyakit radang panggul memicu infertilitas

–        Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan

–        Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari

–        Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri

–        Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan)

–        mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal

–        Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

  1. Persyaratan pemakaian
  2. Yang dapat menggunakan: Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan memilih AKDR (IUD) adalah:

1. Usia reproduktif

2. Keadaan nulipara

3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

4. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS

7. Tidak menghendaki metode hormonal

8. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

9. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.

10. Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan aman dan efektif.

  • AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:
  1. Perokok
  2. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
  3. Sedang memakai antibiotika atau antikejang
  4. Gemuk ataupun kurus
  5. Sedang menyusui
  6. Yang tidak diperkenankan menggunakan
  • Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan berikut ini:
  1. Kehamilan.
  2. Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).
  3. Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.
  4. Tumor jinak atau ganas dalam rahim.
  5. Kelainan bawaan rahim.
  6. Penyakit gula (diabetes militus).
  7. Penyakit kurang darah.
  8. Belum pernah melahirkan.
  9. Adanya perkiraan hamil.
  10. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim
  11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).
  12. 6.     PRAKTIK

PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

  1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan
  2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya tetapi  tidak dilakukan secara efisien
  3. Mahir : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat

TS Tidak sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

 

BUTIR YANG DINILAI KASUS
3 2 1 TS
PERSIAPAN ALAT

  1. Bak Instumen Berisi:
  • Duk steril 1 buah
  • Spekulum 1 buah Penster Klem 2 buah
  • Tenakulum 1 buah
  • Sonde uterus 1 buah
  • Handscoon 2 pasang
  • Kasa 3-5 buah
  • Gunting benang 1 buah
  1. IUD Copper T 380 A
  2. Kom kecil 1 buah
  3. Kapas basah/ kapas cebok secukupnya
  4. Betadin
  5. Larutan klorin
  6. Bengkok 1 buah
  7. Tempat sampah
PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
LANGKAH/ KEGIATAN KASUS
  1. I.      Konseling awal
1 2 3 TS
  1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya
  1. Berikan informasi umum tentang keluarga berencana
  1. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan keuntungan keterbatasan dari masing-masing kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontap dan metode reversible).
  • Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan
  • Jelaskan bagaimana cara kerja alkon tersebut
  • Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan dialami
  • Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami oleh klien.
  1. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya
  1. II.       Konseling metode khusus
  1. Beriakan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
  1. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat, dsb)
  1. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kehamilan atau membatasi jumlah anaknya)
  1. Tanyakan agama/ kepercayaan yang di anut klien, yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB
  1. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik
  1. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
  1. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping AKDR CuT-380A, sampai benar-benar dimengerti oleh klien
  1. III.      Konseling Pra-Pemasangan dan seleksi klien
  1. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan AKDR
  • Tanggal haid terakhir, lama haid, dan pola perdarahan haid
  • Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
  • Riwayat kehamilan yang terakhir
  • Riwayat kehamilan ektopik
  • Nyeri yang hebat setiap haid
  • Anemia yang hebat (Hb ≤7 gr% atau Hematokrit ≥30)
  • Riwayat infeksi sistem genetalia (ISG), Penyakit Menular Seksual (PMS) atau infeksi panggul
  • Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi)

Kanker serviks

  1. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul serta jelaskan apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
  1. IV.      Pemeriksaan Perut – Inspekulo – Bimanual
  1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air
  1. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan kain bersih
  1. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
  1. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan  lainnya di daerah supra pubis
  1. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
  1. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
  1. Pakai sarung tangan DTT
  1. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam wadah steril atau DTT
  1. Inspeksi alat genetlia eksterna
  1. Palpasi kelenjar skene dan batholini amati adanya nyeri atau discharge vagina
  1. Masukkan speculum vagina
  1. Lakukan pemeriksaan inspekulo
  • Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
  • Inspeksi serviks
  1. Keluarkan speculum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan yang lain yang belum digunakan
  1. Lakukan pemeriksaan bimanual :
  • Pastikan gerakan serviks bebas
  • Tentukan besar dan posisi uterus
  • Pastikan tidak ada kehamilan
  • Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
  1. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi)
  • Kesulitan menentukan besar kecilnya retroversi
  • Adanya tumor pada kovum douglasi
  1. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5% kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam klorin
  1. V.         Tindakan Pra – Pemasangan
  1. Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat psoses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
  1. Masukkan lengan AKDR CuT-380A didalam kemasan sterilnya :
  • Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
  • Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda dan steril
  • Letakkan kemasan pada tempat yang datar
  1. VI.      Prosedur pemasangan AKDR
  1. Pakai sarung tangan DTT yang baru
  1. Pasang speculum vagina untuk melihat serviks
  1. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2 sampai 3 kali
  1. Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati (tarik pertama)
  1. Masukkan sonde uterus dengan teknik tidak menyentuh (no touch) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde kedalam kavum uteri secara dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum
  1. Tentukan posisi kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
  1. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
  1. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong
  1. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisis horizontal (sejajar dengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter kedalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan
  1. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
  1. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong
  1. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter di dorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
  1. Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR ≤ 3-4cm
  1. Keluarkan seluruh tabung inserter busng ketempat sampah terkontaminasi
  1. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati rendam dalam larutan klorin 0,5%
  1. Periksa serviks dsan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-60 detik
  1. Keluarkan speculum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5%
  1. VII.    Tindakan Pasca Pemasangan
  1. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
  1. Buang bahan-bahan yang sudah dipakai (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yan g sudah disediakan
  1. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% bersihkan cemaran pada sarung tangan, buka secara terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
  1. Cuci tangan dengan air dan sabun
  1. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati sekitar 15 menit sebelum diperbolehkan pulang
  1. VIII.       Konseling Pasca Pemasangan
  1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benag AKDR dan kapan harus dilakukan
  1. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
  1. Beritahu klien kapan harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
  1. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR CuT-380A adalah 10 tahun
  1. Yakinkan klien bahwa ia datang ke klinik saat bila memerlukan konsultasi, pemeriksaan medic atau bila menginginkan AKDR di cabut
  1. Minta klien untuk mengulanggi penjelasan yang telah diberikan
  1. Lengkapi rekam medic dan kartu AKDR untuk klien

Penilaian

∑ nilai                                         X 100 %

3 (nilai max)

PENUNTUN BELAJAR

KETERAMPILAN PENCABUTAN AKDR

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

  1. Perlu perbaikan : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai urutannya atau ada langkah yang tidak dikerjakan
  2. Mampu : Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya tetapi  tidak dilakukan secara efisien
  3. Mahir : Langkah-langkah tidak dilakukan dengan efisien, sesuai dengan urutannya dan tepat

TS Tidak sesuai : Langkah tidak perlu dikerjakan karena tidak sesuai dengan keadaan

Nama Peserta : …………………………………….   Tanggal : ………………………………………

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN PEMASANGAN AKDR
LANGKAH/ KEGIATAN KASUS
  1. I.                Konseling Pra Pencabutan
1 2 3 TS
  1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
  1. Tanyakan tujuan kedatangannya
  1. Tanyakan apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua pertanyaan
  1. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) selanjutnya (apakah klien ingin mengatur jarak kehamilan atau membatasi jumlah anaknya)
  1. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang klien rasakan pada saat psoses pencabutan dan setelah pencabutan
  1. II.              Tindakan Pra Pencabutan
  1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air
  1. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
  1. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan kain bersih
  1. Pakai sarung tangan DTT
  1. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam wadah steril atau DTT
  1. III.            Prosedur Pencabutan
  1. Lakukan pemeriksaan bimanual :
  • Pastikan gerakan serviks bebas
  • Tentukan besar dan posisi uterus
  • Pastikan tidak ada kehamilan
  • Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
  1. Pasang speculum vagina untuk melihat serviks
  1. Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic 2 sampai 3 kali
  1. Jepit benang yang dekat dengan klem
  1. Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati-hati untuk mengeluarkan AKDR
  1. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien, kemudian rendam dalam klorin 0,5%
  1. Keluarkan speculum dengan hati-hati
  1. IV.            Tindakan Pasca Pencabutan
  1. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
  1. Buang bahan-bahan yang sudah dipakai (kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yan g sudah disediakan
  1. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
  1. Cuci tangan dengan air dan sabun
  1. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang
  1. V.              Konseling Pasca Pencabutan
  1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah (misalnya perdarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut/ panggul)
  1. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
  1. Jawab semua pertanyaan klien
  1. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan resiko keuntungan dari masing-masing alat kontrasepsi bila klien masih kurang jelas

Penilaian

∑ nilai                                         X 100 %

3 X (nilai max)

By verdiane Dikirimkan di Healthy

Tinggalkan komentar